Rabu, 16 Mei 2012

Lima Perkara sebelum Lima Perkara

Lima Perkara sebelum Lima Perkara
Rasulullah saw bersabda: “Wahai Abu Dzar, manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara:
  1. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu
  2. Masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu
  3. Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu
  4. Masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu
  5. Masa hidupmu sebelum datang kematianmu
(HR. Al-Hakim dan A-Baihakqi)

Nasihat ini sangat berharga bagi kita. Senadainya selalu ingat akan nasihat ini niscaya kita akan hidup dengan hati-hati, jangan sampai terjebak kedalam kerugian dan penyesalan yang berkepanjangan. Waktu yang dikaruniakan Allah kepada kita merupakan amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban. Lima perkara itulah yang perlu diperhatikan agar memperoleh keberuntungan.

Masa Muda
Masa muda adalah masa yang sangat menyenangkan. Di mana kebanyakan manusia hanya mengisi dengan bersenag-senang tanpa mengingat akan akibat perbuatan yang dilakukannya. Ketika muda semua waktunya hanya diisi dengan mengumbar hawa nafsu untuk memperoleh kesenangan semata. Bersenang-senang boleh saja dilakukan akan tetapi harus menghiraukan aturan yang telah digariskan oleh Allah. Ketika umurnya mulai tua barulah sadar akan kekeliruan yang dilakukannya. Hal ini masih beruntung, karena kesadaran akan menimbulkan perbaikan.
Walaupun kesadaran itu terlambat, hal ini masih lebih baik daripada berakhir dengan penyesalan yang tidak ada akhirnya. Jika umur telah tua, akan sulit melakukan aktivitas yang banyak memakan tenaga. Maka manfaatkanlah masa muda ini sebelum datangnya masa tua.

Masa Sehat
Salah satu karunia Allah yang diberikan kepada hambanya adalah sehat. Nikmat ini sering terlupakan. Di kala datang sakit barulah terasa bahwa sehat itu nikmat. Di kala sakit semua makanan terasa pahit, badan lemah tidak berdaya. Apalagi menjalankan ibadah shalat, sungguh terasa berat. Mau wudhu saja terasa berat, malas menyentuh air. Masa sehat inilah yang perlu kita manfaatkan agar segala aktivitas lebih berjalan semaksimal mungkin.

Masa Kaya
Nikmat lain yang dikaruniakan Allah kepada kita adalah harta. Di saat harta melimpah sering menyebabkabn manusia lupa diri. Kekayaan itu digunakan untuk mencari kesenangan hidup sendiri. Hawa nafsu telah membuat dirinya lupa daratan. Rasa empati terhadap kaum lemah terabaikan. Jangankan membantu, rasa iba pun hilang dimakan nafsu. Jangankan bersedekah, zakat pun dilalaikan. Dalam suatu keterangan disebutkan bahwa sedekah yang paling mulia adalah di saat kita membutuhkan. Perhatikanlah hadis berikut: Seorang laki-laki bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Beliau SAW menjawab, “Yaitu kamu bersedekah saat sehat, pelit, takut miskin dan berangan-angan untuk menjadi hartawan yang kaya raya.”(HR. Muslim).
Dalam pepatah Arab disebutkan: “Jika saat miskin tidak bersdedekah, maka saat kaya pun pastilah tidak akan bersedekah”. Karena pada dasarnya sifat manusia itu serakah. Seperti sabda Rasulullah saw: "Sekiranya manusia memiliki satu bukit berupa emas, maka ia menginginkan untuk memiliki dua bukit (emas). Dan tidak akan ada yang dapat memenuhi keinginan manusia kecuali tanah (setelah manusia dikubur). Dan Allah akan mengampuni siapa saja yang bertaubat kepadanya. (HR Bukhari). Di sinilah kita harus hati-hati, harta yang kita miliki kadang-kadang membawa petaka. Ingatlah kisah Tsalabah, bagaimana akhirnya?


Masa Senggang
Perbuatan yang menjebak manusia adalah menunda-nunda pekerjaan. Menunda pekerjaan sering menimbulkan siksaan tersendiri bagi kita. Di saat waktu luang itu ada, dalam pikiran timbul lintasan: “Ah nanti saja dikerjakan besok”, akan tetapi apa yang terjadi? Pada keesokan harinya, lintasan itu pun datang juga: “Besok sajalah, sekarang lagi malas”. Begitulah seterusnya. Pada akhirnya di saat pekerjaan itu mesti selesai, akhirnya terpaksa kerja ekstra. Pekerjaan dikerjakan dengan tergesa-gesa. Sepanjang hari terus bekerja untuk mengejar jam tayang.
Yang paling menyedihkan, pada saat itu datanglah saudara kita untuk mengajak jalan-jalan (gratis lagi), tapi kita tak berdaya karena sibuk menyelesaikan pekerjaan. Padahal pekerjaan itu sebenarnya bisa dikerjakan pada minggu yang lalu. Ingatlah syetan sangat pandai membisikan kejahatan kedalam pikiran kita..
Jadi benarlah mengisi waktu luang merupakan aktivitas yang sangat mulia, sangat berharga. Dalam pepatah mengatakan “:Jangan tunda sampai esok apa yang dapat dikerjakan hari ini” Menunda pekerjaan adalah salah satu jebakan syetan. Awas jangan sampai tertipu.

Masa Hidup
Umur manusia telah ditetapkan oleh Allah. Jika ajal telah tiba, maka tidak akan ditunda, ataupun dimajukan. Kematian akan datang kapan saja, dimana saja, tanpa mengenal apakah orang itu kaya atau miskin, tua ataupun  muda. Kematian tidak bisa dihalangi walaupun berada di benteng yang amat kuat. Kadang-kadang kita mengetahui, kawan sendiri pada pagi hari bersenda gurau bersama kita. Akan tetapi pada siang hari terdengar kabar kawan kita itu meninggal.
Kematian akan datang setiap saat, tanpa diketahui kapan datangnya, dimana pula terjadinya. Jika kematian itu datang di saat kita melakukan dosa, tentulah kerugian yang akan diterima. Mati su’ulkhotimah. Akan tetapi jika kematian datang saat melakukan amal kebaikan, umpamanya ketika sedang sujud, melakukan shalat tentulah kita akan beruntung. Mati dalam keadaan berbuat baik (mati khusnul khotimah). Jadi jelaslah bagi kita, masa hidup ini harus dimanfaatkan membuat banyak amal kebaikan, sbelum datang ajal.

Wallahu’lam Bisshowwab.