Selasa, 18 Agustus 2009

Riya ( Pamer )

Riya adalah mencari kemasyhurandan kedudukan dengan cara beribadah. Riya hukumnya haram. Dalam Al-Quran disebutkan “ Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dalam shalatnya, orang-rang yang berbuat riya dan tidak mau menolong dengan barang berguna.” (QS Al-Ma’un 4-7).
Riya merupakan perbuatan yang sangat dilarang dalam agama, karena akan membuat amal tidak mendatangkan pahala bahkan akan mendatangkan siksa yang amat pedih. Ketika Allah memberi balasan amal kebaikan kepada orang yang beramal baik, maka Allah akan memerintahkan kepada orang orang yang berbuat riya dan berfirman “Pergilah kamu sekalian kepada orang yang kamu pameri! Adakah kamu semua mendapatkan balasan dari sisi mereka”. Demikianlah disebutkan dalam suatu hadis.
Perbutan riya juga bisa menjerumuskan pelakunya kedalam neraka Jahanam, dan Allah akan menyiksa orang orang yang berbuat riya. Raulullah bersabda: “Berlindunglah kamu sekalian dari jurang kedukaan. Dikatakan “Apakah itu? Beliau bersabda “Sebuah jurang di neraka Jaqhanam yang disediakan bagi para ulama yang pamer.
Hakikat riya pada dasarnya yaitu mencari kedudukan dengan cara beribadah dan amalan baik. Ada 6 bagian yang biasanya dipamerkan oleh orang yang berbuat riya yaitu :
Riya dari segi badan
  • Menampakkan keletihan dan kepucatan badan supaya disangka tidak tidur dan puasa
  • Menampakan kesusahan supaya disangka memperhatikan urusan agama
  • Menampakkan kekusutan rambut supaya disangkan bahwa dia telah tenggelam dalam urusan agama sehingga tidak ada kesempatan untuk mengurus dirinya.
  • Menqampakkan kekeringan bibir, untuk membuktikan atas puasanya
Riya dalam tingkah laku
  • Mencukur kumis memangkanjenggot agar disangka sebagai orang yang menjalankan sunah Rasul
  • Mengangguk-anggukan kepala disaat berjalan
  • Pelan-pelan dalam bergerak
  • Membiarkan bekas sujud di dahinya
  • Memejamkan kedua matanya agar disangka sedang berhadapan dengan Tuhan
Riya dalam berpakaian
  • Memakai pakaian sufi, pakaian kasar dan merendahkannya sampai betis
  • Memendekan lengan baju dan membiarkan pakaian sobek lagi kotor agar disangka bahwa ia menghasbiskan waktu untuk ibadah dan tidak ada kesempatan mengurus pakaian
  • Memakai pakaian bertambal dan sajadah agar disangka ahli tasawuf, padahal kenyataanya sama sekali tidak mengerti hakikat tasawuf
  • Memakai baju kurung dengan lengan longgar agar disangka bahawa dia seorang alim dan pura-pura rela dengan kain sarung
  • Membiarkan pakaian terkena debu jalan agar disangka ia sangat wara
Riya dalam ucapan
  • Membuat indah suara dan memberi semangat
  • Mengucapkan kata-kata hikmah, hadis dan ucapan ulama salaf dengan suara pelan dan menampakkan kesusahan, padahal hatinya sunyi dari kebenaran dan keikhlasan
  • Mengaku hafal hadis dan bertemu dengan guru-guru ( para ulama )
  • Cepat-cepat mengatakan bahwa hadis itu sahih atau lemah supaya disangka bahwa ilmunya banyak
  • Mengerakan kedua bibir dengan zikir, amar ma’ruf dan nahi mungkar dihadapan umum, padahal hatinya kosong dari rasa terkejut terhadap kemaksiatan
  • Menampakan rasa marah terhadap kemaksiatan dan penyesalan terhadap kemaksiatan, padahal hatinya kosong dari rasa sakit terhadapnya
Riya dalam amal
  • Meperlama waktu shalat, memperbagus ruku dan sujud serta menghentakan kepala dan mempersedikit melirik
  • Bersedekan, berpuasa, haji, berjalan menunduk dengan membiarkan tangannya terjuntai. Tetapi hatinya kosong dan tidak beramal ketika tidak diketahui oaring bayak
Riya dengan menunjukan banyak pengikut
  • Riya dengan banyaknya murid, teman, dan banyak banyak menyebut-nyebut para ulama supaya disaqngka bahwa dirinya sering bertemu dengan para ulama
  • Senang didatangi para ulam dan pejabat supaya dikatakan bahwa ia termasuk orang yang banyak mendatangkan berkah dari kedatangn itu.
Itulah beberapa kriteria amalan yang semua perbuatan tersebut dilakukan atas dasar riya. Tetapi jika amalan itu memang benar jika dilakukanya disaat tidak ada orang lain, maka itu tidak termasuk riya.
Sumber : “Al-Arba’in” karya Imam AlGhazali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar