Minggu, 14 Juni 2009

Hasud

“Hasud itu dapat memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar.”. Itulah salah satu hadis sebagai petunjuk dan penerang dalam rangka meyelamatkan dari siksa Allah kelak dikemudian hari. Perbuatan hasud atau iri biasanya muncul ketika ada kenikmatan yang diperoleh orang lain, sementara dia sendiri tidak mendapatkannya. Orang yang hasud menginginkan kenikmatan yang diperoleh orang lain tersebut hilang walaupun dia sendiri tidak menikmatinya.
Orang hasud hatinya selalu menderita akibat perbuatannya sendiri. Artinya dia yang berbuat dzalim, tapi dia sendiri yang merasakan penderitaanya. Rasulullah memperingatkan kepada kita agar terhindar dari perbuatan hasud. “Ada tiga perkara yang tidak seorangpun selamat dari padanya yaitu, prasangka, meramal, dan hasud. Dan aku beritahukan kepadamu sekalian tentang hal yang dapat menyelamatkan daripadanya.. Apabila kemu menyangka, maka jangan kamu benarkan. Apabila kamu meramal, maka tinggalkan. Apabila kamu hasud maka jangan kamu ikuti.
Pada dasarnya hasud merupakan buah dari kebencian dan permusuhan.
Adapun hakikat hasud ada 3 unsur, yaitu :
  1. Tidak senang terhadap kenikmatan yang diterima orang lain.
  2. Berusaha untuk menghilangkan kenikmatan orang lain tersebut.
  3. Ingin memiliki agar kenikmatan tersebut berpindah kepadanya.
Perbuatan hasud sangat jelek dan merusak jiwa, karena menimbulkan keresahan hati. Hidup tidak akan pernah senang dan menimbulkan stress. Adapun cara mengobatinya dapat dilakukan dengan dua cara :
  1. Dengan ilmu, yaitu harus menyadari bahwa hasud itu tidak akan memberi melarat kepada orang yang dihasudi, sementara dia sendirilah yang akan meperoleh kemelaratan.
  2. Dengan amal, supaya orang hasud itu harus mengetahui hukumnya dan akibatnya yang berupa ucapan dan perbuatan. Ketika orang mendapat kenikmatan berusahalah untuk bergembira dan memujinya atas karunia yang diberikan oleh Allah yang telah dilimpahkan pada orang lain itu.

1 komentar:

  1. masak menyukur kumis dan memanjangkan jenggot ria..itu kan sunnah, kalaungikutin sunnah kok ria......oooo jangan-jangan ente perempuan ya.....

    BalasHapus