Sabtu, 13 Juni 2009

Jangan Marah

Marah biasanya muncul ketika ada orang lain yang membuat kita jadi kecewa. Seorang muslim diperintahkan untuk mengendalikan hawa nafsunya ketika marah itu muncul. Seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dengan hadisnya:
“Seorang laki-laki berkata, ‘Wahai Rasulullah, siksa mana yang lebih berat? Rasulullah menjawab, “Murka Allah”. Kemudian laki-laki itu berkata, “Apakah yang menyelamatkann saya dari murka Allah?” Rasulullah berkata, “Hendaknya jangan marah”. Dalam hadis yang lain disebutkan: “Orang kuat itu bukan karena pukulannya yang hebat, tetapi sesugguhnya orang kuat itu adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah”.
Ketika seseorang marah maka pikiran dan otaknya tidak berfungsi. Lihatlah orang yang sedang marah, ia mengamuk, melemparkan barang-barang yang dia belinya dengan susah payah. HP dibantingkan, TV ditendang, kaca dipecahkan, dan berbagai jenis barang lainnya. Padahal semua itu hanyalah menimbulkan kerugian pada dirinya sendiri. Akibat marah semuanya menjadi rusak. Bahkan kadang-kadang orang yang sedang marah bisa menyakiti keluarganya sendiri, dengan memukul, membentak, kata-katanya kasar dan menimbulkan malapetaka pertumpahan darah. Itulah akibat marah.
Marah merupakan pintu masuknya syetan, yang akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Hakikat marah adalah seberkas api neraka yang menyala-nyala yang membakar hati manusia. Lihatlah matanya ketika orang marah. Matanya merah. Mengendalikan marah merupakan bagian yang sangat diajarkan oleh agama yang mulia.
Akibat marah menimbulkan kerusakan dan kerugian lahir dan batin.
  • Segi lahir, yaitu menimbulkan adanya pemukulan, mencaci maki, dan mengumpat kesana-kemari.
  • Segi Batin, yaitu menimbulkan adanya rasa dendam, hasud, kejahatan, merasa senang ketika melihat musibah yang menimpa kepada orang yang dimarahi, dan merasa susah ketika melihat orang yang dimarahi mendapat kesengan.
Rasa marah bukan dihilangkan sama sekali, melainkan mengendalikannya. Marah juga penting untuk melawan kemungkaran dan berperang melawan kaum kafirin ketika terjadi peperangan. Cara mengendalikannya ada dua cara yaitu:
  1. Dengan Ilmu
    • Orang harus sadar bahwa apa yang dihadapinya merupakan ketentuan Allah. Kalau seseorang marah berarti melawan apa yang telah digariskan oleh Allah sendiri.
    • Harus sadar bahwa murka Allah sangat besar terhadap orang yang memperturutkan hawa nafsunya ketika marah.
  2. Dengan amal
· Membaca ta’awwudz, karena marah itu berasal dari syetan
· Kalau marah dengan berdiri, supaya duduk.
· Kalau sedang duduk, supaya berbaring
· Kalau belum reda, supaya berwudhu. Rasulullah bersabda; “Sesungguhnya syetan itu dijadikan dari api neraka dan api dipadamkan dengan air. Apabila salah seorang dari kamu marah, hendaklah ia berwudhu”.
Demikianlah petunjuk yang diajarkasn oleh agama yang lurus dan mulia. Semoga kita dijadikan hamba yang dapat mengendalikan marah ketika marah itu datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar