Senin, 15 Maret 2010

Bagaikan Minyak dan Air


Antara yang hak dan yang bathil merupakan bagian yang tidak akan pernah bersatu dalam hati manusia. Jika seseorang banyak berbuat maksiat maka orang itu juga tidak bisa berbuat kebaikan. Begitu pula orang yang banyak berbuat kebaikan maka tidak ada tempat pada didrinya untuk berbuat maksiat. Allah SWT telah menjelaskan kepada kita bahwa dalam hati manusia tidak diciptakan dua hati yang berbeda. "Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya"(Al-Ahzab : 4)
Para ulama selalu menyibukan diri dengan memperbanyak amal kebaikan, agar didalam hatinya tidak ada celah untuk berbuat kebathilan. Menyibukan diri dengan amalan yang rutin akan membimbing hati untuk bisa beristiqomah. Atas dasar itu para ulama selalu mengamalakan amalan dzikir yang selalu didawamkan/ dirutinkan. Dzikir itu selain mendatangkan ketenangan juga akan mengisi dengan amal kebaikan disetiap waktu. Dengan demikian tidak ada tempat untuk berbuat maksiat. Imam syaferi menasehati kita untuk menyibukan diri dalam berbuat kebaikan. Jika engkau tidak menyibukkan diri dengan kebenaran, maka dirimu akan disibukkan dengan yang bathil.
Rasulullah SAW memperingatkan kepada kita untuk menjaga hati dengan sebaik-baiknya. Hati merupakan kendali seluruh amal. Amal perbuatan manusia dilihat dari niatnya. Inilah yang penting untuk kita renungkan, ternyata kebersihan hati akan mempengaruhi kebersihan seluruh anggota tubuhnya. Yaitu bisa terhindar dari perbuatan maksiat:
Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah hati. (Hadis Riwayat Al-Bukhari)

Wallahu’alam Bishshowab.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar